Saturday, September 19, 2015

[Book Review] Go Set a Watchman by Harper Lee

Writer : Harper Lee
Publisher : Qanita
Format : 286 pages
Publishing date : 11st, September 2015
Language : Indonesia
Source : Bought at mizanstore.com
Genre : Historical Fiction, Classic
Read on September, 12nd 2015
My rating : 3 of 5

Ditulis di pertengahan 1950-an, Go Set a Watchman adalah naskah pertama yang diajukan Harper Lee kepada penerbit sebelum To Kill a Mockingbird. Setelah dianggap hilang, kini naskah berharga ini ditemukan di akhir 2014. Harper Lee, penulis penyendiri yang tak mau lagi menerbitkan novel setelah To Kill A Mockingbird, pun akhirnya setuju untuk membagi kisah awalnya kepada dunia.
Go Set a Watchman mengisahkan kehidupan para tokoh di To Kill A Mockingbird dua puluh tahun kemudian. Jean Louise Finch—atau Scout— kembali ke Maycomb, Alabama untuk mengunjungi, Atticus, ayahnya yang sudah uzur. Namun, kota kelahirannya tak lagi seperti dulu, begitu pun sang ayah. Scout harus berjuang mengatasi masalah-masalah pribadi dan politis tentang sang ayah dan kota kecil yang dulu membentuk siapa dirinya.
Mengisahkan bagaimana Scout menerima dan beradaptasi dengan perubahan dan peristiwa-peristiwa menggemparkan yang membentuk Amerika di pertengahan 1950-an, Go Set a Watchman memberikan pandangan baru tentang kisah klasik karya Harper Lee. Menggugah, lucu sekaligus menggebrak tatanan sosial masyarakat Amerika saat itu.
"Yang paling berdaulat dalam setiap diri manusia, Jean Louise, yang menjadi penjaga dalam setiap manusia, adalah nurani."
Tahun lalu, ketika dikabarkan bahwa Go Set A Watchman akan terbit pada Juli 2015, saya termasuk salah satu dari ribuan penggemar Lee yang sangat exciting mendengar kabar ini, banyak pikiran yang terlintas dibenak saya, akan bercerita tentang apa buku ini? bagaimana Scout dan Jem setelah dewasa? apa kabar Atticus yang sudah menua? Ahh, Boo Radley, apakah dia masih menjadi si pemalu baik hati? dan yang paling membingungkan untuk dipikirkan adalah bagaimana mungkin ini adalah sekuel (maksud saya kelanjutan) sedangkan buku ini sendiri adalah draft penulisan to kill mockingbird. Akan kemanakah jalan ceritanya?

Saturday, September 12, 2015

[Book Review] Kisah - Kisah Kucing By James Herriot


Writer : James Herriot
Translator : Jia Effendie
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
Format : Paperback, 216 pages
Publishing date : March 2012 by GPU (1st Published 1994)
Language : Indonesia
Genre : Nonfiction, Memoir
Source : Bought from friend
Read on September, 3rd 2015
My rating : 5 of 5

Kumpulan kisah tentang kucing dan para pemiliknya, dari dokter hewan dan pencerita paling disayangi di dunia––James Herriot. Ada cerita tentang Buster, anak kucing yang datang pada Hari Natal; Alfred, kucing pemilik toko gula-gula; Emily yang tinggal bersama tuannya yang pengelana; serta Olly dan Ginny, sepasang anak kucing yang muncul di rumah keluarga Herriot untuk meminta makanan. James Herriot menuturkan setiap kisah dengan penuh kehangatan dan kasih sayang yang menjadi ciri khasnya.

Kucing...tidak perlu dijelaskan lagi betapa cintanya saya dengan makhluk tuhan satu ini, wajahnya yang imut dan kelakuannya yang ngegemesin membuat saya suka sama kucing. Di keluarga saya pun semua rata-rata pecinta kucing, tante saya melihara 11 ekor kucing dirumahnya, adik saya apalagi...pecinta kucing sejati, yang rela merantau ke bagian barat Indonesia untuk mengejar cita-citanya jadi dokter hewan. Di rumah kami pun selalu ada kucing di setiap waktunya. Karena kecintaan akan kucing itulah membuat saya juga turut membaca buku-buku tentang kucing, dan buku karya Herriot ini meyakinkan saya bahwa benar...kucing itu bukan hewan egois, mereka hewan lembut dan penyayang.
"Aku sering berpikir tentang banyaknya hal ganjil yang orang-orang pikirkan tentang kucing. Kucing adalah makhluk egois yang menggunakan kasih sayagnya hanya untuk keadaan yang menguntungkan mereka, dan mereka tidak mampu merasakan cinta murni seperti anjing. Kucing adalah makhluk yang sangat memikirkan dirinya sendiri. Omong Kosong! Aku pernah merasakan bagaimana kucing-kucing itu menggosokkan wajahnya diwajahku dan menyentuh pipiku dengan cakar yang dengan hati-hati disembunyikan. Buatku, hal-hal seperti ini adalah ekspresi cinta." Hal 13