Tuesday, December 8, 2015

[App Review] iJak, Perpustakaan Kini hanya Sejauh Ujung Jempol Tangan



Beberapa hari terakhir ini di grup BBI (Blogger Buku Indonesia) lagi heboh banget soal kemunculan aplikasi satu ini. Bagaimana tidak, warga BBI yang sebagian besar adalah penimbun buku (Ooops...) agaknya bisa bernapas lega untuk menghemat kantong, dan untuk teman-teman yang jarang membaca karya lokal, setidaknya bisa membaca dulu d aplikasi ini lalu membeli untuk dikoleksi.

Saya sendiri telah lama mengidam-idamkan aplikasi seperti openlibrary.org & overdrive.com dan akhirnya tersedia juga aplikasi serupa di Indonesia.

Nah, apakah iJak itu?
"iJakarta adalah Aplikasi Perpustakaan digital (ePustaka) yang dilengkapi dengan eReader untuk membaca eBook dan fitur sosial media, dimiliki oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (BPAD DKI) kerjasama dengan PT. Woolu Akasara Maya (Aksaramaya) sebagai pengembang aplikasi."
Saya pengguna android jadi kali ini saya hanya akan membahas bagaimana pengalaman membaca saya dengan iJak menggunakan device ini saja.

iJak dapat di download di play store dengan  aplikasi bernama IJakarta, ukuran filenya 33 MB, bukan ukuran yang terlalu besar, hampir sama dengan ukuran ereader lainnya seperti Mantano Reader Premium (ereader favorit saya), Kobo Books, ataupun Kindle for Android.

Sekilas tentang iJak (http://ijakarta.id/)
Setelah mengunduh iJak, kita langsung diminta mendaftar terlebih dulu, bisa mendaftar dengan akun facebook atau pun email. Kalau saya lebih suka menyikronisasi dengan akun facebook, setelah mendaftar kita baru bisa meminjam buku-buku yang tersedia di e-Pustaka.

Ada banyak e-Pustaka yang telah bergabung di iJakarta, mulai dari Perpustakaan DKI, perpustakaan daerah, taman baca, koleksi Pustaka Bapak Ahok, hingga Koleksi Pustaka dari Kedutaan Australia. Jika dijumlahkan, mungkin ada lebih dari 3500an ebook yang tersedia untuk dipinjam. Buku tersebut terdiri dari berbagai kategori, fiksi populer, non fiksi, hingga buku pelajaran. Menurut saya buku yang tersedia, khususnya fiksi/non fiksi adalah buku-buku baru dan populer dipasaran.

Selanjutnya, jika ingin mulai meminjam, kita tinggal memilih berdasarkan Kategori Bacaan atau langsung saja mengetik judul buku yang kita inginkan di kotak pencaharian di sudut kanan atas.

Jika buku yang diinginkan telah ditemukan, tinggal pilih buku tersebut, di Detail Buku akan terlihat berapa jumlah salinan yang tersedia dan besaran file buku tersebut. 
Jika kamu ingin meminjam langsung saja pilih Pinjam, buku otomatis akan terunduh dan masuk ke dalam rak bacaan mu, namun kalau di Detail Buku jumlah salinan tertulis 0 copy, maka tidak akan ada pilihan Pinjam, yang akan muncul adalah pilihan Antri, jika kamu sangat menginginkan membaca buku tersebut kamu harus ikut Antri, ketika buku telah dikembalikan oleh peminjam sebelumnya, maka akan muncul notifikasi bahwa buku yang kamu inginkan tersebut sudah dapat dipinjam.
Yap, meskipun bentuknya digital, iJak ini tetap layaknya perpustakaan offline, dengan jumlah copyan terbatas untuk setiap bukunya, jadi kamu tetap harus bersabar jika ingin meminjam.

Nah, untuk waktu peminjaman buku, itu tergantung dari arsip ePustaka mana kamu meminjam, bisa dilihat di Profil ePustaka,
ePustaka Perpustakaan DKI Jakarta
Misal untuk ePustaka Perpustakaan DKI disebutkan bahwa satu buku aktif selama 3 hari, itu artinya setiap buku yang kamu pinjam hanya akan ada di rak mu selama 3 hari, setelah itu buku akan kembali ke rak ePustaka secara otomatis. Saya memilih buku Cantik itu Luka - Eka Kurniawan sebagai buku yang saya baca di iJak, dan benar, setelah 3 hari buku tersebut lenyap dari rak pinjaman saya. (review bukunya menyusul ya,hehehe)

Tips:
Setiap ePustaka memiliki peraturan yang berbeda-beda, ada yang bisa dipinjam 7-10 hari juga lho, ada baiknya kamu mengecek ketentuan setiap ePustaka.

Setelah proses pinjam-meminjam,
Saya akan berbagi pengalaman membaca menggunakkan eReader di iJak ini, sayangnya untuk Android, saya rasa fiturnya sangat basic sekali, hanya ada pilihan untuk menandai/bookmark halaman di kanan atas dan pilihan untuk melihat Table of Content di pojok kiri atas. Tidak ada pilihan untuk menotasi bacaan, atau highlights. Tapi saya cukup suka dengan efek curl, sehingga kita bisa merasakan layaknya membuka halaman buku sebenarnya. Hanya saja efeknya terlalu lebay, kita dipaksa harus menggerakkan terlalu ke bawah atau ke atas agar halaman selanjutnya dapat dipindah. Fiuh... dari segi tulisan atau font, nah ini poin penting, untuk dibaca di smartphone bisa dikatakan sangat tidak nyaman, karena tulisan terlalu kecil, dan tidak ada pilihan untuk men-Zoom in fontnya, beberapa teman di komunitas BBI, terpaksa mundur mencoba membaca iJak karena tulisannya yang sangat tidak ramah di mata, tapi kalau dibaca di tablet lumayan enak dibaca. Kalau pendapat saya pribadi, karena saya sudah terbiasa membaca di berbagai kondisi ekstrim, jadi ereader iJak ini nikmat-nikmat saja bagi saya.hehehe
Tampilan ketika membaca di iJak
Ohiya, apabila buku telah berhasil diunduh, kamu dapat membaca meskipun dalam kondisi tidak tersambung internet.

Selain itu, tampaknya iJak ini tidak hanya memfokuskan diri sebagai perpustakaan digital yang menjadi tempat untuk membaca saja, tetapi juga tempat bersosialiasi dengan para pembaca yang lain. Kamu bisa saling memfollow teman dan bahkan saling mengirim pesan singkat layaknya aplikasi messanger, selain itu kamu juga bisa memberi rating dan review untuk setiap buku yang kamu baca.

Saya senang sekali atas gebrakan Pak Ahok untuk membuat program yang termasuk dalam Proyek Jakarta Smart City ini. Sekarang tidak ada lagi alasan untuk malas membaca, karena teknologi telah begitu dekat, dan perpustakaan hanya sejauh ujung jempol tangan anda. Saya harap, makin banyak orang yang tahu tentang aplikasi ini, terutama untuk teman-teman diplosok, yang jauh dari toko buku dan akses buku berkualitas. Terlepas dari itu semua, saya berharap agar pihak developer akan terus mengupdate reader nya agar semakin nyaman digunakan untuk membaca.


Update Nov 2016 : Saat ini melalui iJakarta, kita sebagai pengguna juga dapat membuat ePustaka pribadi dan mendonasikan buku, dan saya juga telah membuat ePustaka dengan nama "Book is Home", ayo bergabung sebagai anggota, dan rekomendasikan buku favorit mu untuk saya donasikan.

Ps.
Baca FAQ nya disini

Lihat juga video berikut

Happy reading, fellas!

4 comments:

  1. Replies
    1. Astaga fi... kirain mau komen apa -__-
      Eniwei makasih pujiannya.hihihi :)

      Delete
  2. ^Hahaha, Raafi godain kamu aja itu Nggun :P

    Eniwei, aku lagi baca pake Ijak ini, dan iyes, kurangnya highlight feature ini kerasa banget ya. Trus kalau aplikasinya ditutup, balik lagi ke halaman awal. Semoga nanti pas ada update, bisa diupgrade deh featurenya

    ReplyDelete
  3. This iJak app is a promising advancement for Indonesian authors and readers! Access to local ebooks could encourage more people to read Indonesian literature. It's great for bookworms on a budget to look through books before purchasing physical versions. This also makes me think of Overdrive and Libby, two popular library apps.cheap assignment writing service are available to help students with papers and projects analyzing Indonesian literature or novels from iJak. Communities centered on reading can be strengthened by using tools like iJak that lower obstacles to the enjoyment of books. Many people will download and browse Yak's collection!

    ReplyDelete

Free Speech is Human Right! Speak up! Voice your opinion below. XO